Ditulis Oleh Johan.
Ketua DMI Kota Pangkalpinang
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun kita sholat cukup 5 waktu serta tepat pada waktunya.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun kita bersedekah setiap hari malah lebih banyak nilai disedekahkan.
.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun hari hari kita nasihat dan tegur orang lain yang buat silau.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun kita sudah pakai jubah, bersorban, menutup aurat dengan sempurna.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun setiap malam kita jaga solat Tahajjud, Witir, Hajat dan amalan sunnah yang lain.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun hari hari kita ke masjid atau surau untuk beribadah dan menambah ilmu.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun setiap saat kita kemaskini status berunsur nasihat dan dakwah.
Jangan merasa diri kita ” Baik ” Walaupun setiap masa kita menolong orang lain.
Allah berfirman di dalam Al Qur’an Surah an-Najm ayat 32:-
فلا تُزٓكُّوْا آنْفُسٓكُمْ هُوٓ آعْلٓمُ بِمٓنْ اتّٓقٓى
“Maka janganlah kamu menganggap diri kamu suci (orang baik) kerana Allah yang lebih mengetahui siapa yang benar benar bertaqwa
Sayyidatina Aisyah (ra) ditanya seseorang ” Siapakah orang yang buruk?” dijawab olehnya ” yaitu Orang yang merasa dirinya baik”.
Beliau ditanya lagi “Siapakah orang yang baik?”, maka dijawab “Yaitu Orang yang merasa dirinya buruk”.
JANGAN MERASA DIRI KITA LEBIH BAIK daripada orang LAIN.
Kerana kita takkan pernah tahu dimanakah dan bilakah saat HATI kita IKHLAS melakukan amalan amalan soleh, menasihati orang serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah SWT.
.
Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima.
Selalu letak diri kita dalam keadaan;
“Aku banyak kekurangan dan kelemahan, semua orang lain lebih baik dari aku karena hati manusia masing masing hanya diketahui Allah”
“Akulah yang paling buruk dikalangan manusia. Aku sedang perbaiki diriku dan coba membantu orang lain untuk menjadi lebih baik.”
Karena Allah hanya memandang tepat pada hati hambaNya. Tidak merasa diri sebagai orang baik hendaklah ada sehingga dia menghembuskan nafas yang terakhir.
Wujud keikhlasan atau sekadar penuh Riya’ dan Hasad.
Jadi laksanakanlah sesuatu kebaikan hanya karena mengharapkan RIDHO Allah. Karena orang yang terus beramal sambil memperbaiki dan memeriksa niatnya akan ditarbiyah oleh Allah SWT akan hatinya.
Dengan cara ini, seseorang akan melatih dirinya untuk bersifat tawadhu’ dan menjauhkan dirinya dari penyakit ujub (merasa kagum dengan diri sendiri) dan takabbur.
Disamping itu kita senantiasa berusaha memperbaiki diri sendiri serta orang lain dengan kelembutan dan kasih sayang.
Hanya Allah SWT yang akan terus beri kita PETUNJUK serta JALAN KEBENARAN.
Perbanyaklah tersenyum, karena senyummu dihadapan saudaramu adalah shodaqoh