Journalasia1922.com – Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Dr. H. Muhammad Taufiq menjelaskan yang terkandung dalam organisasi Persaudaraan dengan karakteristik tersendiri, yang menjadikan pembeda PSHT dengan organisasi lain.
Pesan penting bagi warga PSHT ini disampaikan Ketua Umum Muhammad Taufiq saat bertemu warga PSHT di Fukushima Residents Center Osaka Japan, Sabtu (19/08/2023).
“Bahwa dinamika yang terjadi dalam mengelola organisasi PSHT ini sangat bermanfaat untuk mempercepat proses pendewasaan kita dalam mengelola organisasi persaudaraan yang karakeristiknya sangat berbeda dengan organisasi politik yang berorientasi pada kekuasaan,” ungkap Muhammad Taufiq.
“Sebagai organisasi persaudaraan kita berorientasi pada pendidikan budi luhur yang dilakukan secara bertahap. Terjadinya dinamika yang kita rasakan dalam 10 tahun terakhir ini, menjadi pelajaran yang sangat penting,” imbuhnya.
Dikatakannya, bahwa pencak silat sebagai pendidikan dasar di organisasi PSHT, setelah itu, para warga PSHT melanjutkan pendidikan kerohanian, untuk mencapai kepuasan hidup sesungguhnya.
“Pencak Silat merupakan pelajaran pertama dari ajaran Setia Hati, berintikan seni olah raga yang mengandung unsur bela diri. Jadi ada pelajaran berikutnya terutama yang menyangkut tentang adab dan akhlaq. Bisa jadi selama ini kita lebih banyak memberikan pelajaran yang bersifat fisik saja dengan mengabaikan pendidikan adab dan akhlaq atau budi pekerti luhur sebagaimana yang diharapkan oleh para sesepuh dan guru kita,” bebernya.
Terkait informasi yang berkembang di Media Sosial saat ini, Ia mengajak agar dijadikan sebagai ujian kecerdasan dan kenalaran sebagai insan setia hati.
“Berbagai berita negatif mengenai PSHT yang berkembang di media sosial merupakan bagian dari ujian kecerdasan nalar dan hati kita. Sangat mungkin berbagai berita negatif yang dikembangkan melalui media sosial bertujuan untuk memecah belah kerukunan warga PSHT yang telah diakui sebagai perekat bangsa dengan militansi persaudaraan yang luar biasa,” sebutnya.
“Kita bisa memaklumi kalau yang membuat berita negatif itu bukan warga PSHT. Tetapi kalau sumber berita itu datangnya dari warga PSHT inilah yang menjadi keprihatianan kita semua,” tutupnya.