Salam Alaika, Ya Rasulallah

Ditulis Oleh : H. Johan, M.Pd – Ketua DMI Kota Pangkalpinang

JaournalAsia1922.com – Saat kita mendengar seorang artis luar negeri yang super terkenal hendak melaksanakan konser di Indonesia, dari mana kita mendapat informasi tentang hal tersebut?

Bacaan Lainnya

Biasanya dari panitia penyelenggara, atau event organizer yang bersangkutan, atau pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk urusan promosi dan publikasi.

Mereka pastinya akan memanfaatkan berbagai media untuk menyebarluaskan berita kedatangan sang artis tersebut. Baik media cetak, maupun media elektronik termasuk media sosial.

Jadi memang sudah sewajarnya, saat orang penting akan datang, maka panitia yang bertugas mempublikasian kabar tersebut.

Bisa dibayangkan jika yang memberi kabar itu justru orang-orang penting? Siapa gerangan yang akan datang? Pasti jauh lebih penting lagi! Apalagi jika yang memberi kabar bukan sekedar orang penting saja, melainkan golongan para Nabi dan Rasul? Siapa gerangan yang akan datang?

Demikianlah jika ingin melihat seperti apa kedudukan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah terakhir di muka bumi ini, di mana berita tentang kedatangan beliau disampaikan dari masa ke masa oleh para Nabi dan Rasul.

Sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Isa, tak ada seorang Nabi kecuali mempublikasian tentang Rasul penutup tersebut. Contohnya dalam Surat As-Shaf ayat 6,

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Dan ketika Isa putera Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad.”

Bahwa para Nabi dan Rasul pasti menyampaikan kabar gembira kedatangan Rasulullah kepada umat mereka masing-masing, selain untuk menunjukkan betapa hebatnya kemuliaan Rasulullah, juga untuk memastikan bahwa berita tersebut benar-benar sampai kepada umat.

Bukan apa-apa, para Nabi dan Rasul tak mungkin menyembunyikan kabar kehadiran Rasulullah. Sedangkan orang-orang biasa, mungkin saja terjadi.

Buktinya ada dalam kitab sejarah kehidupan Rasulullah karangan Syeikh Abdurrahman Ad-Diba’i, diceritakan di sana tentang seorang alim dari kalangan Bani Israil yang mengajarkan seluruh isi Taurat kepada anaknya.

Namun sang alim tersebut menyimpan satu bab dari kitab suci Taurat, dan menguncinya rapat-rapat di tempat penyimpanan. Rupanya masih tersisa satu bab yang tidak ia ajarkan kepada anaknya.

Ketika ia meninggal dunia, barulah terbongkar rahasia tersebut. Bahwa bab yang ia sembunyikan berisi tentang kabar gembira kelahiran seorang Nabi akhir zaman, yang lahir di Mekkah, hijrah ke Madinah, dan meluas pengaruhnya hingga ke Syam.

Ada apa dengan sang alim itu? Mengapa ia menutup-nutupi berita tentang kedatangan Rasulullah? Rupanya karena ia iri bahwa Rasul pilihan tersebut bukan berasal dari golongannya, melainkan dari golongan yang lain. Rasa iri benar-benar membutakan mata hatinya.

Oleh karena itu, kita sebagai umatnya mari kita syiarkan kembali kepada orang ramai tentang kedatangan sang Rasul mulia tersebut.

Mari kita menyambut momentum kehadiran Rasulullah dengan semangat menghidupkan sunnah-sunnahnya dan menggemakan ajaran-ajarannya!

Semangat memperingati bulan kelahiran Rasulullah SAW yang tercinta di bulan Rabiul Awwal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *