Oleh : H. Johan Muhammad Nasir – Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Kubah Timah Kota Pangkalpinang
JournalAsia1922.com –
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia harus bekerja dan upah yang ia terima untuk membeli beras agar anak-anaknya tidak kelaparan.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap penuh agar dagangannya hari ini laku, sebab ia harus membayar kontrakan.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia harus di operasi, sebab penyakit yang di deritanya.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia harus mengungsi, sebab keadaan yang mencekam negerinya dalam peperangan.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap agar banjir segera surut dan mendapat kehangatan matahari.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia dalam berduka dan harus segera menguburkan jenazah orang yang dia cintai.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap pemberiaan sedekah dari orang lain yang ia jumpai, sebab kefakiran dan cacat yang ia alami.
Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap agar masalah yang ia hadapi segera berakhir dan menemukan solusi.
Dan ada orang yang menunggu pagi, meski ia tidak tahu harus kemana dan bagaimana, sebab kemiskinan, kepayahan dan perihnya derita ia harus tanggung semua dalam hidupnya.
Sedangkan engkau malah nggak mau pagi cepat-cepat datang, karena agar tidur bisa lebih lama (saking nikmatnya)
Sungguh… jika kita mau menyadari, kadang kita “tidak pantas” untuk mengeluh
Kita jauh lebih beruntung dari mereka. Sandang, pangan, papan, nggak usah menunggu pagi, sudah selalu siap (ada)
Masih banyak nasib orang lain yang bila kita perhatikan jauh lebih susah dan menderita dari kita.
Maka bersyukurlah.
kita sering merasa waktu begitu cepat berlalu, itu karena hidup kamu, nyaman, senang dan bahagia. Maka jangan mengeluh.
Disisi lain ada orang yang ditimpa kesusahan, merasakan waktu begitu lama, hari begitu lama berganti.
Karena itu wahai diri yang pagi ini masih banyak memiliki nikmat yang dapat engkau rasakan, perbanyaklah bersyukur.. sekalipun hanya dengan tersenyum dan menyapa orang penuh kegembiraan.
Di tulis di Mesjid Nurul Iman Bacang, membersamai kegiatan “SUTRA” Shubuh On the road Muallaf center Indonesia Peduli Kota Pangkalpinang episode ke-53