Journalasia.com -Salah satu pesan dari para leluhur dan juga Ulama terdahulu yang diwariskan kepada warga negara Indonesia, terkhusus orang jawa, yang berbudi luhur dan tata krama yang baik dan hal itu diakui oleh Bangsa lain, begitupun banyak orang-orang luar negeri belajar pada budaya Nusantara ini, mulai dari budaya seni, budaya tata krama, sampai budaya beragamapun mereka pelajari.
Namun seiring berjalanya zaman estetika itu semakin luntur oleh budaya-budaya luar yang dipandang lebih baik oleh sebagian orang yang tidak mengerti bagaimana sejarah mengukir di Nusantara ini.
Banyak yang belajar ilmu lalu bergaya ke barat – baratan
Banyak yang merasa diri sudah alim lalu bangga dengan bergaya ke arab – araban.
Lalu dimana Ke Indonesiaaanmu !?
Sebagai Bangsa Indonesia sepatutnya bangga dengan kultur budaya Nusantara ini :
Jowo digowo (Jawa dibawa) ataupun selain jawa
Artinya, kemanapun dan dimanapun, budi pekerti itu harus selalu dibawa/diterapkan. Jangan sampai menjadi “Wong Jowo kang ilang Jawane”. Jowo di sini bermakna Subosito (Tatakrama).
Arab digarap
Artinya, jangan langsung dipakai begitu saja apa-apa yang berasal dari Arab, tetapi lebih dulu harus dipelajari, dimengerti, dan dipahami. Hal ini terutama untuk kaum Muslimin harus bisa membedakan mana yang budaya Arab, dan mana yang merupakan ajaran Islam. Tidak semua yang Arab itu Islam.
Barat diruwat
Ini kadarnya lebih rumit daripada menggarap. Apa yang datang dari barat itu harus diruwat, sesuai atau tidak dengan budaya dan ajaran kita. Jika tidak sesuai, maka harus dibuang. Jika masih ada kesesuaian, kita lihat lagi hasilnya, bermanfaat atau tidak bagi kita. Jadi tidak cuma sekedar ambil yang baik dan buang yang buruk.
Semoga bermanfaat.
Sumber : Tim Ngaji Diri