Bangka Belitung – Kolaborasi antara Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Bangka Belitung dan Tular Nalar – Mafindo sukses melaksanakan kegiatan “Akademi Digital Lansia” pada Sabtu, 14 September 2024. Acara ini digelar di Auditorium Sofyan Tsauri Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, dimulai pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh 100 peserta dari berbagai organisasi, termasuk Pimpinan Wilayah Aisyiyah, Pimpinan Cabang Aisyiyah, Pimpinan Ranting Aisyiyah, serta organisasi pergerakan perempuan lainnya.
Acara dibuka dengan penampilan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Bangka Belitung, diikuti dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Sang Surya, dan Mars Nasyiatul Aisyiyah. Sambutan dari berbagai tokoh turut mengisi rangkaian acara, termasuk pemutaran video dari Manager Tular Nalar, serta penampilan vokal merdu dari The Voice Bedepeng, duo mahasiswi prodi Ilkom dan PGSD Unmuh Babel.
“Tular Nalar hadir sejak tahun 2020 untuk menanamkan kebiasaan berpikir kritis saat menghadapi arus informasi yang sangat menantang. Kegiatan ini juga merupakan sebuah pembelajaran bukan hanya sekedar ilmu tetapi dapat di aplikasikan di kegiatan sehari-hari,” ujar Manager Program Tular Nalar, Santi Indra Astuti dalam sambutannya melalui video.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bangka Belitung, Dr. Drs. Sudarman, M.M.S.I., yang mewakili Pj. Gubernur, memberikan apresiasi tinggi terhadap terselenggaranya acara ini. “Kegiatan ini memberikan manfaat besar, khususnya bagi pralansia dan lansia, agar lebih bijak dan cerdas dalam menyaring berita hoaks,” ujar Sudarman.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Bangka Belitung, Yashinta Anggi Puspita, S.H., M.Kn., menegaskan pentingnya menyaring informasi di media sosial. “Media sosial telah menjadi media yang sangat kuat dalam menyampaikan pesan dari berbagai sumber. Kita harus bijak dalam memanfaatkannya,” ungkapnya.
Ir. Fadillah Sabri juga mengingatkan bahwa media sosial memiliki dua sisi, “Media sosial dapat menghasilkan pahala dan rupiah, tetapi jika kita tidak pandai menggunakannya, bisa menjadi medan perang bagi kita. Mudah-mudahan kegiatan bersama Nasyiatul Aisyiyah dan Tular Nalar ini mampu menyadarkan kita akan pentingnya teknologi dan cara memanfaatkannya dengan bijak,” katanya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bangka Belitung, Drs. Sahirman Djumli, M.Si., menambahkan, “Kegiatan ini untuk pralansia dan lansia agar tetap prima dan bijaksana. Umur boleh tua, tetapi tubuh harus tetap sehat dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.”
Pengarahan dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, yang diwakili oleh Rinrin Marila Azhari, S.S., memandu peserta dalam materi diskusi mengenai cara lansia mencegah penipuan, menjadi bugar digital, serta menangkal hoaks. Peserta kemudian dibagi menjadi 10 kelompok untuk berdiskusi, dengan pendampingan fasilitator melalui WhatsApp grup selama dua minggu ke depan.
Kesan dari kegiatan ini, Ade Sumiati dari IWAPI mengatakan, “Saya sangat bersyukur dapat hadir di acara ini. Terima kasih Nasyiatul Aisyiyah dan Tular Nalar, kami para lansia dan pralansia kini lebih hati-hati dalam menerima dan share berita.”
Letti Misnarini, 60 tahun, dari DPD PPJI Bangka Belitung, juga merasa senang, “Awalnya saya ragu apakah acara ini cocok untuk saya, tapi ternyata sangat menarik dan menyenangkan. Terima kasih, ini menambah wawasan kami meskipun sudah tua, tetap semangat!”.
Tular Nalar merupakan program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis.
Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.
Sementara itu Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan.
MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.