Ditulis Oleh: H. Johan – Ketua PD DMI Kota Pangkalpinang
Betapa pentingnya untuk mencari lingkungan yang baik, bahkan setelah manusia itu meninggal dunia masih ada anjuran untuk dimakamkan berdekatan dengan pemakaman orang-orang baik. Rasulullah bersabda,
ادفنوا موتاكم وسط قوم صالحين فان الميت يتأذى بجار السوء كما يتأذى الحي بجار السوء
“Kebumikanlah jenazah keluarga kalian di tengah-tengah pemakaman kaum saleh. Karena mereka juga ikut merasa susah apabila bertetangga dengan jenazah yang buruk, sebagaimana seseorang yang hidup di dunia merasa susah dengan tetangga yang buruk.”
Sampai di sini hadist yang diriwayatkan Al-Imam Abu Nu’aim. Adapun dalam riwayat hadist lain, masih ada kelanjutan dari kisah di atas yaitu para sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah menguntungkan apabila seseorang dikebumikan bertetangga dengan jenazah yang merupakan orang baik?”
Nabi bertanya balik, “Apakah kehidupan di dunia menguntungkan apabila bertetangga dengan orang baik?”
Para sahabat menjawab, “Betul.”
“Maka seperti itu pula kehidupan di akhirat.” Jawab Rasulullah.
Demikianlah kutipan pada kitab Faidhul Qadir Syarah Jamius Shagir karya dari Al-Imam Al-Manawi.
Itulah sebabnya banyak orang-orang tua kita pada zaman dahulu sering berwasiat apabila wafat nanti ingin dikebumikan di tempat ini atau tempat itu. Salah satu alasannya ingin berdekatan dengan makam kaum saleh yang ada di tempat yang dimaksud.
Contoh yang paling terkenal adalah permohonan Sahabat Umar bin Khattab kepada Ibunda Aisyah sekiranya beliau diperbolehkan dimakamkan disamping Rasulullah dan Sahabat Abu Bakar.
Jadi apa benang merah yang dapat kita simpulkan? Bahwa meski kita telah meninggal, tetap ada anjuran untuk berdekatan dengan orang-orang yang positif. Apalagi saat kita masih hidup di dunia!
Orang-orang yang sifatnya tidak terpuji, akan menularkan sifat tidak terpuji pula kepada kita. Itulah sebabnya ada istilah toxic friend, yaitu teman yang meracuni kepribadian kita.
Misalnya mereka yang selalu merasa tidak puas dengan apapun yang mereka miliki, dan merasa bahwa hidup ini penuh ketidakadilan. Tak ada orang yang benar di mata mereka.
Apabila kita dekat dengan orang seperti ini, perlahan-lahan kita belajar bagaimana caranya bersikap tidak puas dengan apapun yang kita miliki dan merasa hidup ini tak adil terhadap kita. Lambat laun semua orang salah di mata kita. Proses teracuni itu memang pelan, tapi pasti.
Knowledge is the result of human sense.
Semua sikap itu, baik ataupun buruk, pertama kali kita mengetahuinya dari hasil penginderaan terhadap objek di lingkungan kita. Jadi sebelum terlambat, lebih baik kita menghindar dari toxic friend. Orang baik berteman dengan orang baik, insya Allah jadi orang baik.