HAKIKAT SHOLAT

Ditulis Oleh : Allatif Sarifiliyah

Sholat adalah perintah wajib dan juga penyembahan kepada Allah yang di terima langsung oleh Rasulullah di alam Ketuhanan, oleh karena itu pastilah sangat istimewa dan mengandung banyak rahasia yang tersembunyi.

Jika kita hanya skedar melihat gerakannya saja kita pasti akan bertanya-tanya, kok penyembahan kepada Allah seperti itu? Berdiri, Rukuk, Sujud dan Iftidal, kelihatan sangat aneh dan kadang menjadi bahan olok-olok bagi non muslim.

Bahkan cara mereka menyembah kelihatan lebih hikmah oleh karna itu sebagai muslim kita wajib mengetahui hakikat dari Sholat, baik itu gerakannya maupun hal yang tersembunyi dibalik gerakan itu, adapun kemudian daripada itu sholat bukan sekedar daripada memuji Allah dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah SAW.

Bahwasanya diceritakan dari Abdullah Bin Umar r.a, berkata aku datang ke hadapan Rasulullah SAW, minta belajar ilmu Jibril a.s, daripada ilmu yang sempurna dunia dan akhirat, yaitu membiasakan dari hakikat didalam shalat lima waktu,Ini perkara wajib bagi kita untuk mengetahuinya.
Lalu dijelaskanlah bahwa pertama kali bermula hakikatnya didalam shalat itu atas 4 (empat) perkara :

1. Berdiri ( ihram ).
2. Ruku’ ( munajanah ).
3. Sujud ( mi’raj ).
4. Duduk ( tabdil ).

Adapun hakikatnya :

Berdiri (ihram) itu karena huruf Alif penyembahanannya api, bukan api pelita dan bukan pula api bara. Adapun artinya api itu bersifat Jalalullah, yang artinya sifat kebesara Allah Ta’ala, yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• Kuat
• Lemah

Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga, karena hamba itu tidak mempunyai kuat dan lemah karena hamba itu dikuatkan dan dilemahkan oleh Allah, bukan kudrat dan iradat Allah itu yang lemah karna Maha Kuat Allah dan Maha Suci Allah dari Sifat kelemahan. Adapun sifat lemah itu pada sifat kita yang baharu ini. Maka yang dihilangkan tatkala Berdiri itu ada pada segala Af’al (perbuatan) hamba yang baharu.

Penjelasan :
Bahwa sesungguhnya segala gerak adalah gerak Allah semata-mata, Mahluk hanya di beri gerak atau sekedar menerima Astar iIlahi semata, Allah yang berdiri sendiri, “Wa Qiamu Binafsihi” Maka berdirinya seorang hamba didalam Sholatnya tiada lain hanya diberi kekuatan dari sifat Qiamunnya Allah, maka hilangkanlah Af’al atau perbuatan hamba (baharu) karna pada hakikatnya, yang ada hanya Af’al Allah semata.

Ruku’ (Munajanah) itu karena huruf LAM Awal, penyembahannya angin bukannya angin barat dan bukan pula angin timur. Adapun artinya angin itu bersifat Jamalullah yang artinya sifat Keelokan Allah Ta’ala yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• Tua
• Muda

Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga. Adapun hamba itu tidak mempunyai tua dan muda.
Adapun yang dihilangkan tatkala Ruku’ itu adalah pada segala Asma (nama) hamba yang baharu.

Sujud (mi’raj) itu karena huruf LAM Akhir, penyembahannya air, bukannya air laut dan bukan pula air sungai. Adapun artinya air itu bersifat Qahar Allah yang artinya sifat kesempurnaan Allah Ta’ala yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• Hidup
• Mati

Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga, Adapun hamba itu tidak mempunyai hidup dan mati.
Adapun yang dihilangkan tatkala sujud itu adalah pada segala Nyawa (sifat) hamba yang baharu.

Duduk (tabdil) itu karena huruf HA, penyembahannya tanah, bukannya pasir dan bukan pula tanah lumpur.
Adapun artinya tanah itu bersifat Kamulullah yang artinya sifat kesempurnaan Allah Ta’ala yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
• Ada
• Tiada

Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga Adapun hamba itu tidak ada dan tiada,adapun yang dihilangkan tatkala duduk itu adalah pada segala wujud/zat hamba yang baharu.
Karena hamba itu wujudnya Adam yang artinya hamba tiada mempunyai wujud apapun karena hamba itu diadakan/maujud.
hidupnya hamba itu di-hidupkan,matinya hamba itu di-matikan dan kuatnya hamba itu di-kuatkan.

Itulah hakikatnya shalat.

Semoga bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *