Diskripsi Pakaian Pengantin Paksian

Journalasia1922.com – Pakaian paksian adalah busana pengantin yang khas dari kota Pangkalpinang. Pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem,
atau disebut juga dengan nama kain cual. Bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan paksian. Mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon. Pakaian ini disebut memiliki pengaruh dari Cina dan Arab.

Baju pengantin perempuan menurut keterangan orang tua berasal dari negeri Cina, konon menurut cerita, ada saudagar dari Arab datang ke negeri Cina untuk berdagang sambil menyiarkan agama
Islam dan jatuh cinta dengan seorang gadis Cina kemudian melangsungkan pernikahan dengan gadis Cina tersebut. Pada pernikahan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing.

Bacaan Lainnya

Selanjutnya karena banyaknya orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal di Pulau Bangka yang merupakan pusat segala aktivitas masyarakat waktu itu di antaranya ada yang melakukan pernikahan maka banyaklah penduduk Pulau Bangka
yang meniru pakaian adat tersebut. Pakaian pengantin tersebut pada akhirnya kita sebut dengan nama “Paksian”. Pakaian tersebut terdiri dari:
A. Pakaian Pengantin Perempuan

Pakaian pengantin perempuan adalah baju kurung dengan bahan beludru merah yang
dilengkapi dengan teratai atau penutup dada serta menggunakan kain cual yaitu kain tenun asli Bangka yang berasal dari Mentok, dengan hiasan kepala yang biasanya kita sebut Paksian dan dilengkapi dengan aksesoris:
1. Konde Pandan Tilang
Konde Pandan Tilang adalah daun pandan yang dibentuk empat persegi panjang dengan ukuran 15 cm, lebar 10 cm dan tingginya atau tebalnya 7 cm. Isi pandan itu sendiri terdiri dari irisan bunga rampai, daun pandan, kembang kenanga, kembang ros dan kembang￾kembang lainnya yang menampilkan bau yang bau mewangi.
2. Bunga Cempaka
Bunga Cempaka adalah kembang goyang yang dibuat dari bahan perak atau sepuhan
kuningan yang membentuk bunga cempaka. Untuk hiasan kembang cempaka ini dipasang sebanyak 25 batang, yang melambangkan jumlah Rosul Allah yang bermakna untuk
menuntun umatnya ke jalan yang baik dan benar.
3. Bunga Kelapa
Kelapa adalah lambang keindahan alam pesisir di daerah Bangka. Kelapa itu sendiri bila akan berbuah menampakkan mayangnya dan apabila mengelupas akan terlihat bunganya yang disebut dengan bunga kelapa. Bunga kelapa inilah yang dicontohkan dan dibuatkan
sebagai hiasan untuk pelengkap pakaian pengantin wanita.

Banyaknya hiasan yang dipakai oleh seorang pengantin sebanyak 9 batang, yang
melambangkan para wali-wali Allah yang tugasnya adalah untuk penyebaran agama Islam di muka bumi ini.
4. Daun Buluh
Buluh banyak tumbuh diujung-ujung kampung yang melambangkan kesuburan serta kokohnya persatuan masyarakat di sebuah kampung tersebut. Untuk simbol kesuburan dan keindahannya daun buluh dijadikan hiasan dalam bentuk kembang goyang. Kembang buluh hiasan tersebut diletakan pada kepala sang pengantin, yang dikenal dengan kembang goyang daun buluh. Jumlah 9 batang, juga melambangkan wali Allah sebagai penyebaran agama Islam di muka bumi ini.
5. Kembang Hong
Kembang hong adalah simbol burung Hong yang berasal dari negeri Cina. Pemakaiannya diletakan pada konde tilang pandan sebanyak 2 batang. Bentuknya dari kembang hong tersebut seperti tutup sanggul yang ornament di dalamnya berbentuk burung, ikan, udang, ketam, serta buli-buli yaitu botol minuman obat orang Cina yang ditengahnya berpinggang.
6. Sari Bulan
Sari Bulan dibuat menyerupai bulan sabit melengkung dan terbuat dari bahan rambut atau benang wol yang kemudian benang terbut diserut dengan lilin madu yang sudah dicampur dengan minyak kelapa asli dan baru. Setelah diserut rambut atau benang tadi lalu digulung atau dipilin-pilin, kemudian baru dibentuk seperti renda-renda. Selanjutnya kita buatkan melengkung seperti bulan sabit dan jadi sari bulan tersebut. Sari bulan wajib dipakai di kenang seorang pengantin wanita Melayu Bangka, dua jari di atas alis mata dan posisinya dibawah Paksian.
Sari bulan itu sendiri melambangkan cahaya atau sinar sehingga wajah sang pengantin berseri dan sekaligus menambah daya tarik dan pesona seorang pengantin.
7. Pagar Tenggalong Pagar tenggalong juga bahannya terbuat dari rambut atau benang wol yang diserut dengan lilin madu yang dicampur dengan minyak kelapa asli dan baru. Benang wol atau rambut tersebut kemudian dibentuk sedemikian rupa. Pagar tenggalong ditempelkan di bawah ujung kiri kanan sari bulan di pelipis sang pengantin. Makna dari pagar tenggalong adalah untuk memagar perbuatan yang baik dan buruk tentang kelakuan manusia itu sendiri.
8. Sepit Udang Bahan pembuatan sepit udang pun sama dengan cara membuat sari bulan dan pagar tenggalong. Sepit udang ini sendiri mempunyai makna dan arti yang sangat penting terutama bagi seorang pengantin baru. Menurut kepercayaan orang-orang tua tempo dulu,
sepit udang itu merupakan tanda bagi seorang wanita.
B. Pakaian Pengantin Laki-laki
Adapun untuk pakaian pengantin laki-laki terdiri dari:
1. Jubah panjang sebatas betis
2. Selempang yang dipakai pada bahu sebelah kanan
3. Celana
4. Penutup kepala seperti sorban (sungkon)
5. Pending
6. Selop/sandal arab
C. Tata Rias dan Hiasan
1. Hiasan dahi:
– Memakai penutup dahi yang diberi nama “paksian” dan di dahi dipasang Sari Bulan,
Pagar Tanggaung dan Sepit Udang pada samping kiri kanan telinga (godeg).
2. Bentuk sanggul:
– Konde Tilang
3. Busana wanita terdiri dari:
– Baju atas dinamakan baju kurung panjang dengan hiasan manik-manik dan dilengkapi
dengan penutup dada yang dinamakan teratai.
– Kain memakai motif cual.
4. Busana pria terdiri dari:
– Jubah panjang sebatas lutut dilengkapi dengan selempang.
– Penutup kepala memakai sorban.
– Bagian bawah memakai celana panjang.
5. Perhiasan telinga:
– Untuk wanita memakai anting panjang yang dulunya bukan anting panjang melainkan kerabu atau giwang.
6. Perhiasan leher:
– Kalung bertingkat tetapi pada zaman dahulu kalung ini tidak dikenakan karena kalung tersebut melambangkan adanya tingkatan seseorang sedang di Bangka Belitung tidak ada tingkatan tersebut dan tingkatan tersebut pengaruh dari agama hindu. Sedangkan pengaruh agama Islam sangat kuat di daerah Bangka Belitung. Jadi kalung yang dipakai hanya sekedar hiasan atau pemanis leher dan tidak mencerminkan arti yang sebenarnya.
7. Perhiasan tangan:
– Memakai gelang kiri dan kanan untuk wanita
8. Perhiasan pinggang:
– Memakai pending baik pria maupun wanita.
9. Perhiasan kaki:
– Memakai kaos kaki dan selop untuk wanita, sandal jepit Arab untuk pria.
– Sekarang yang dipakai adalah selop atau sandal tutup depan dan bahkan sekarang
disesuaikan dengan warna baju untuk keindahan.

 

 

Sumber : Bidang Kebudayaan Dindikbud Kota Pangkalpinang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *