Duka Mendalam, KH. Drs. Kamaruddin AK, M.H Ketua PW Muhammadiyah Bangka Belitung Telah Tiada

Pangkalpinang, Journalasia.com  – Bumi Serumpun Sebalai kembali berduka, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bangka Belitung, KH. Drs. kamaruddin AK, M.H telah berpulang ke rahmatullah. Ulama kharismatik yang identik dengan kesejukan tersebut menghembuskan nafas terakhir tepat pukul 00.30 WIB di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-77 di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang, Rabu (17/8/2022).

Tokoh Persyarikatan Muhammadiyah Bangka Belitung ini tutup usia pada 78 tahun, tepat empat hari setelah istrinya, Almh Khalifah Kamaruddin berpulang. Dirumah duka tampak dihadiri seluruh pimpinan serta warga Muhammadiyah Bangka Belitung, hadir pula beragam tokoh agama dan pejabat publik seperti Wali Kota Pangkalpinang dan Pj Gubernur Bangka Belitung bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Ba’da Zuhur, sebelum jenazah dishalatkan, Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung yang juga Sekretaris PWM Bangka Belitung, Ust. Ir. Fadillah Sabry, S.T, M.Eng sampaikan bahwa persyarikatan Muhammadiyah telah kehilangan sosok tokoh yang menyejukkan. Ia pun menilai almarhum bukan hanya kader Muhammadiyah dan kader Ummat, tetapi juga guru bagi masyarakat Bangka Belitung.

Isak tangis dan kesedihan mewarnai prosesi pemakaman KH. Kamaruddin, seakan duka yang mendalam bagi para pelayat dari berbagai kalangan. Almarhum dimakamkan tepat disamping makam istrinya di Pekuburan Kelurahan Semabung. Ust. Ir. Fadillah Sabry, S.T, M.Eng saat diwawancarai awak media dilokasi perkuburan sebut banyak hal yang telah ia dapatkan sebagai orang yang telah membersamainya selama belasan tahun di level pimpinan PWM Bangka Belitung.

“Banyak hal yang telah didapatkan dari beliau, baik itu duniawi maupun ukhowi, sebagai ulama beliau telah banyak memberikan nasehat-nasehat tausyiah tidak hanya kepada masyarakat Kota Pangkalpinang, tapi seluruh masyarakat di Bangka Belitung”, ungkap Fadillah.

Ia menambahkan, setiap kali beliau memberikan ceramah atau tausyiah sangatlah menyejukkan. Menurutnya, beliau juga seorang figur pemimpin yang tegas terhadap sikap dan konsisten terhadap aturan-aturan yang menyangkut permasalahan keorganisasian.

“Oleh karena itu, bagi saya, saya sangat kehilangan, sangat-sangat kehilangan, hampir dua tahun beliau sakit beliau masih tetap mengontak saya menanyakan, terakhir beliau memimpin rapat Tanwir 2020 akhir, saat itu kondisi sudah sakit, dalam rangka kita ingin membatalkan Muktamar. Kemudian terakhir membersamai saya ketika pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung. Abis itu beliau sudah tidak bisa lagi, lebih banyak di Jakarta ketemu anaknya, kalo kesini pulang beliau selalu ingin ke Masjid Muhajirin walaupun dalam kondisi yang lemah”, ujarnya.

Oleh karena itu, tambah Cendikiawan Muslim ini, PWM Babel memberikan seorang ajudan khusus untuk melayani beliau disetiap beliau ada di Bangka Belitung. Baginya, beliau hampir sama seperti orang tua sebagai sosok yang sangat menyemangati, sosok yang sangat memberikan motivasi, penyayang, dan peduli.

“Jarang pemimpin itu peduli, dia selalu menanyakan hal-hal yang sifatnya bagi kita itu sepele tapi bagi dia tidak sepele, contohnya masalah administrasi kegiatan, ini untuk anak-anak muda, terutama Angkatan Muda Muhammadiyah, beliau itu sangat rapi, beliau tidak senang kalo kegiatan itu asal-asalan, selalu tanya gimana ni gimana ni, akhirnya terkadang terkesan juwet, tapi disitulah kepedulian. Saya pernah dimarahnya karena sayang, banyaklah, saya pikir itu ya kalo lama-lama saya nangis lagi”, tutup Fadillah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *