Penulis : Ary Prasetya, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia di SMKN 1 Kelapa
“Bahasa menunjukkan bangsa”, demikian peribahasa yang sering kita dengar atau baca, yang artinya bahasa menunjukkan jati diri seseorang. Bahasa akan menampakkan asal-usul, watak, pola pikir, kebiasaan, atau bahkan kecerdasan seseorang. Dari bahasa yang digunakan, kata-kata yang dipilih, dan tekanan atau intonasi yang diucapkan, kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya yang berbicara, apakah dia orang baik, bagaimana akhlaknya, seberapa tingkat kecerdasannya, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia bagi bangsa kita bukanlah sekedar alat komunikasi tanpa jiwa. Bahasa Indonesia sesungguhnya adalah bahasa perjuangan yang mampu melecutkan nasionalisme dan memberi semangat untuk pantang menyerah dan terus berjuang meskipun dengan risiko nyawa. Semangat Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 merupakan salah satu penyemangat para pejuang bangsa ini untuk merebut setiap jengkal bumi pertiwi. Sumpah Pemuda yang berisi ikrar untuk menjadi satu dalam tanah air, bangsa, dan bahasa merupakan awal dari semangat untuk mewujudkan kemerdekaaan Republik Indonesia
Selain itu, Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan resmi yang digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal yang digunakan dan diajarkan di sekolah-sekolah dan juga digunakan sebagai bahasa penyiaran di media cetak dan media elektronik. Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa pemersatu karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga dapat digunakan sebagai salah satu contoh modal untuk berkarya. Berkarya dengan bahasa Indonesia tidak lain untuk meningkatkan kualitas diri dan profesionalisme diri. Semakin banyak karya yang dihasilkan maka semakin tinggi kualitas dan profesionalisme diri.
Salah satu contoh berkarya dengan bahasa Indonesia adalah dengan keterampilan Berbicara. Keterampilan ini sudah dicontohkan oleh Bapak Proklamator kita Bung Karno, pada saat mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Apa yang dicontohkan Bung Karno sudah sangat jelas bahawa keterampilan berbahasa dapat meningkatkan semangat nasionalisme kita terhadap perjuangan rakyat Indonesia. Selain itu, dengan keterampilan berbicara yang baik, kita lebih produktif dan berbeda dengan yang lain, menjadi unik, profesional dan akan ada keuntungan lebih selain meningkatkan kualitas diri. Dengan kita produktif berkarya menggunakan bahasa Indonesia, secara tidak langsung kita menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia dan bangga sebagai warga negara Indonesia menggunakan bahasa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, Bahasa Indonesia mempunyai banyak fungsi, maka dari itu kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia terutama di sekolah. Fungsi bahasa salah satunya adalah sebagai alat komunikasi. Manusia memerlukan komunikasi dalam kehidupannya. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu pendapat, ide, pemikiran atau informasi. Melalui mata pelajaran bahasa Indonesia ini kita dapat mengembangkan dan membina fungsi bahasa. Ada empat keterampilan berbahasa dalam mengupayakan kemampuan dan keterampilan di sekolah, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan bahasa tersebut saling berkaitan dan semuanya harus dikuasai oleh peserta didik. Keterampilan berbahasa ini sangat penting bagi peserta didik untuk menentukan kesuksesannya. Keterampilan berbicara sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya. Menguasai keterampilan berbicara dapat membantu peserta didik dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara. Keterampilan berbicara. Tidak semua orang memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar. Hal itu terjadi karena mereka belum mengerti metode atau caranya saat berkomunikasi dengan orang lain.
Keterampilan berbicara sangat dibutuhkan supaya komunikasi berlangsung efektif. Keterampilan berbicara termasuk sulit diajarkan, karena menuntut kesiapan, mental, dan keberanian siswa untuk tampil di depan umum. Faktor kurangnya rasa percaya diri, kurangnya pengetahuan tentang trik dan teori dalam berbicara membuat peserta didik sulit untuk berbicara di depan umum. Oleh karena itu, guru harus mencari cara yang tepat dalam membuat peserta didik menjadi aktif. Salah satu cara untuk melatih berbicara adalah dengan menjadi pembawa acara di depan umum atau Master of Ceremony. Master Of Ceremony adalah seseorang yang memandu acara, biasa disebut MC. Pembiasaan keterampilan ini berbanding lurus dengan kurikulum yang akan kita jalani tahun ini yaitu Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Konsep Merdeka Belajar ini berangkat dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. Kaitannya dengan keterampilan berbicara atau dalam hal ini keterampilan membawakan acara. Sudah sangat jelas bahwa kurikulum ini sangat mendukung siswa untuk mengembangkan karakter dan kompetensinya.
Keterampilan menjadi pembawa acara belakangan ini merupakan suatu keterapilan yang sangat menjanjikan bukan hanya melatih keterampilan tetapi dapat menghasilakan pundi-pundi rupiah. Mempersiapkan diri menjadi seorang pembawa acara memang tidak mudah, banyak aspek yang harus kita kuasai diantaranya harus memiliki wawasan luas, keterampilan berbahasa yang baik, sikap dan etika yang baik, penampilan yang menarik. Apabila aspek-aspek itu sudak kita kuasai maka keterampilan berbicara kita akan semakin baik pula. Dengan menguasai keterampilan ini diharapkan siswa tidak hanya menguasai keterampilan berbicara namun jauh dari itu keterampilan ini merupakan modal awal siswa dalam berkarya menghadapi tantangan dunia.