PANGKALPINANG – Tokoh masyarakat Kelurahan Tua Tunu Indah, Haji Mizi, mengenang kebijakan strategis yang dilakukan oleh Walikota Pangkalpinang periode tahun 2018-2023, Maulan Aklil, semasa menjabat sebagai kepala daerah.
Kenangan itu diungkap Haji Mizi saat berada di pondok kebunnya, di Kelurahan Tua Tunu Indah, Senin 29 September 2024.
Diketahui sebelumnya, pada tahun 2019 lalu Walikota yang akrab disapa Molen itu, membebaskan lahan sengketa hutan kota, untuk masyarakat Kelurahan Tua Tunu Indah.
Keputusan itu diambil, setelah Molen berkordinasi dengan Forkopimda Kota Pangkalpinang, sehingga menjadi keputusan bersama.
Lahan hutan kota seluas 101 hektare tersebut, dibebaskan sebanyak 41 hektare untuk masyarakat. Sementara 60 hektare lagi tetap dikuasai pihak Pemkot Pangkalpinang.
Tetapi, meski telah menjadi milik masyarakat, status lahan itu tetap sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hanya bisa digunakan tempat bercocok tanam saja.
Sangat bermanfaat, itu lah yang dirasakan masyarakat. Mereka mendapat tempat berkebun di atas tanah leluhur mereka sendiri.
“Kami berterima kasih kepada Pak Molen, telah membebaskan lahan untuk masyarakat Tua Tunu,” ungkap Haji Mizi, dengan rasa bahagia, sambil mengenang saat mendengar Surat Keputusan itu dibacakan Molen di Masjid Raya Tua Tunu Indah 5 tahun yang lalu.
Tak cukup batas itu saja, pemimpin yang dikenal merakyat ini, melanjutkan dengan kebijakan membangun area hutan kota yang sudah menjadi sumber penghasilan bagi masyarakatnya.
Jalan yang semula menjadi keluhan masyarakat, karena masih berupa tanah merah, apalagi disaat musim hujan sulit dilalui. Saat ini sudah disulap menjadi jalan aspal mulus sampai ke kebun.
Jembatan yang sebelumnya berukuran kecil, saat ini sudah leluasa untuk dilalui kendaraan roda empat berukuran besar dengan muatan berat, karena betapa kokohnya jembatan yang dibangun masa kempimpinan Molen saat itu.
Komitmen keberpihakan Molen terhadap masyarakatnya yang sudah bermukim disana semakin dirasakan. Pemkot Pangkalpinang bekerjasama dengan pihak PLN, untuk memasukan kabel jaringan listrik.
Sehingga, kawasan hutan kota Tua Tunu yang dulunya gelap gulita, saat ini sudah ada cahaya terang.
Akhirnya Haji Mizi menilai, bahwa perkara memilih pemimpin bukan hal sederhana. Yang dicari dari seorang pemimpin adalah, rasa bertanggung jawab atas amanah yang diemban dan peka terhadap keinginan masyarakat.
“Saya imbau kepada saudara saudara masyarakat Tua Tunu. Pilih pemimpin yang pasti saja, jangan yang ghoib (tidak kelihatan orangnya-red),” pungkasnya.