Ditulis Oleh : H. Johan Muhammad Nasir, M.Pd, Ketua DMI KOTA Pangkalpinang
Kita sering mendengar bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Meskipun kita tidak tahu secara persis makna kebersihan yang sesungguhnya. Dalam hal ini Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menulis bab tersendiri dalam karya monumentalnya Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn yang kemudian menyinggung empat (4) tingkatan bersuci.
Dalil Bersuci menurut Imam al-Ghazali
Imam al-Ghazali dalam kitab Mukhtashar Ihyâ’ halaman 25 (Dar Al-Kutub Islamiyah) menukil beberapa hadits dan ayat al-Qur’an yang bersinggungan dengan bersuci. Di antaranya adalah sabda Rasulullah ﷺ :
اَلْوُضُوْءُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ (رواه ابن أبي شيبة. ضعيف
Artinya, “Wudhu adalah sebagian dari iman.” (HR. Ibnu Abi Syaibah). (Jalaluddin as-Suyuthi, Jâmi’us Shaghîr, juz II, halaman, 385).
Wudhu yang dimaksud adalah membersihkan diri ketika hendak melaksanakan shalat. Dalam hadist lain juga disebutkan:
بُنِيَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَةِ. (قال العراقي في تخريج أحاديث الإحياء: لم أجده)
Artinya: “Agama dibangun di atas kebersihan.” (Al-‘Iraqi berkata dalam Takhrîju Ahâdîtsil Ihyâ’: “Aku tidak menemukannya.”). (Al-‘Ajluni, Kasyful Khafâ’, juz I, halaman 228).
Allah swt juga berfirman:
فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ اَنْ يَتَطَهَّرُوْا
Artinya: “Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS at-Taubah: 108)
Dari dalil-dalil di atas kita bisa mengetahui pentingnya kebersihan.
4 Tingkatan Bersuci menurut Imam al-Ghazali
Lebih lanjut Imam al-Ghazali membagi tingkatan bersuci dalam empat (4) tingkatan:
*1. Menyucikan anggota tubuh bagian luar dari hadats dan najis.*
Artinya kita membersihkan fisik atau tubuh kita dari sesuatu yang menghalangi keabasahan shalat, baik dari hadats besar ataupun hadats kecil; baik tempat, pakaian, ataupun perlengkapan yang digunakan untuk shalat.
*2. Menyucikan fisik dari perilaku jahat, buruk atau perbuatan dosa.*
Memang, tingkatan kedua ini muncul dari dorongan hati, namun pekerjaanya dilakukan oleh fisik itu sendiri, seperti mencuri, merampas dan lain-lain
*3. Membersihkan hati dari akhlak buruk.*
Artinya perbuatan tercela yang ada di dalam hati, yang tidak tampak oleh mata, seperti iri, dengki, dan berburuk sangka.
*4. Lebih dalam lagi, yakni membersihkan hati dari selain Allah.*
Tingkatan keempat ini adalah tingkatan bersuci para nabi dan shâdiqîn.
Substansi 4 Tingkatan Bersuci menurut al-Ghazali
Masing-masing tingkatan bersuci mengandung dua hal, yaitu *takhliyah dan tahliyah*. Takhliyah dengan menggunakan huruf khâ’ bermakna mengosongkan atau membersihkan; sedangkan tahliyah menggunakan huruf ha’ bermakna menghiasi. Sehingga, selain harus membersihkan diri dari sifat-sifat buruk, orang yang bersuci juga diharuskan untuk menghiasi diri dengan perbuatan terpuji. Selain membersihkan jiwa dari dosa, juga harus menghiasi diri kita dengan ketaatan.
Karena itu, hendaknya kita tidak menyangka bahwa yang dimaksud dengan kebersihan hanya kebersihan secara lahiriah saja. Serta jangan pula menyangka bahwa melalui empat (4) tingkatan bersuci dapat dilakukan dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Bahkan seandainya umur kita panjang, paling kita hanya mencapai sebagaian dari empat (4) tingkatan bersuci menurut Imam al-Ghazali tersebut. Wallâhu a’lam.
*_H. Johan Muhammad Nasir, M.Pd, Ketua DMI KOTA Pangkalpinang_*